Mobil Taft putih itu meluncur dengan mulus di aspal yang panas karena terik matahari. Saat itu kami dalam perjalanan menuju Tulung Agung untuk melakukan pengecekan lapang. Aku dan teman ku bercerita banyak tentang area yang akan kami kunjungi. Ini baru untuk ku, maklum aku adalah orang lab yang tak pernah turun ke lapang. Senang sekali rasanya saat itu. Dan kamipun tiba di jalan raya Tulung Agung-Trenggalek. Banyak sekali bus dan tronton yang lewat. Saat itu aku masih tenang saja sampai tiba saatnya ketika bus jurusan Surabaya-Trenggalek tiba-tiba menyalip dari arah berlawanan di depan kami. Teman ku membanting setir ke arah kiri, dan duarrrrrr, mobil pun terhenti. Aku tidak tahu apa yang terjadi, disekeliling kami sudah banyak orang, ku cek diri ku tidak ada yang aneh begitu juga dengan teman ku. Kami pun turun.
“Mbak, ra popo tah? Kok iso nabrak ki piye?” kata seorang bapak.
“Untunge nabrak pohon, nek ga ono pohon sampeyan nyebur sisan ke kali bahaya” kata seorang lagi.
Ternyata mobil yang kami tumpangi menabrak sebuang pohon yang berdiri tegak di samping sebuah counter HP.
Kap mobil terangkat ke atas, bemper depan penyok, ban mobil juga rusak. Teman ku yang menyetir tiba-tiba lemas. Ku tatap pohon itu. Pohon itu adalah pohon mangga yang memiliki lingkar batang besar, ajaibnya dia tidak roboh, hanya kulit dan kayunya yang terkelupas, sedangkan mobil yang kami tumpangi penyok. Seketika aku merinding membayangkan apa jadinya jika tidak ada pohon mangga disana, menabrak pohon saja sudah rusak berat seperti ini, apalagi jika masuk ke kali. SubhanaAllah terimakasih Tuhan telah menyelamatkan kami melalui pohon ini.
***
Pohon penyelamat, itulah kenangan ku tentang pohon mangga sekitar 6 tahun yang lalu. Aku masih ingat jelas kejadian tersebut karena pertama kalinya aku menjadi tontonan masyarakat akibat kecelakaan. Semoga itu adalah yang terakhir. Aamiin.
Akibat kejadian itu, aku jadi menyukai pohon mangga. Pohon mangga yang aku miliki dulunya ada 4 buah, saat ini hanya tersisa 3 buah lantaran pohon yang paling luar terpaksa kami tebang karena menggangu rumah orang lain. Kini ketiganya ku berikan nama panggilan sesuai dengan keunikannya, yaitu:
1. Si Manis, pohon ini jarang berbuah, dia hanya berbuah sebanyak 1-3 buah/musim tetapi 4 acungan jempol untuk kadar manisnya

2. Si Rindang, pohon ini sampai sekarang tidak pernah berbuah, tetapi daunnya yang rindang memberikan kesejukan di sekitarnya

3. Si Bungsu Okiyong yang katanya manis. Mangga ini ditanam oleh bapak, dulu tingginya hanya mencapai 60 cm, sekarang dia sudah lebih tinggi, kurang lebih sekitar 1.5 meter. Mangga cintanya si Bapak, karena dirawat dengan penuh perhatian, kamu harus cepat besar ya okiyong biar bapak ku dapat merasakan manisnya buahmu


Ada satu jenis buah mangga yang tidak dapat aku lupakan rasanya, yaitu mangga Lalijiwo dari Probolinggo. Buahnya yang sangat manis benar-benar membuat kita lupa diri hehe. Aku mendapatkan buah tersebut dari teman kuliah ku dulu, dia sengaja membawakan untuk ku, rasanya benar-benar seperti namanya, lalijiwo!
Itulah kisah ku dengan pohon mangga, pohon yang telah menyelamatkan hidupku. Sekarang, mari kita lebih mengenal pohon penyelamat ku ini yuk.
Mengenal Lebih Dekat Pohon Mangga
Mangga (Mangifera indica L.) termasuk famili Anacardiaceae. Tanaman ini merupakan tanaman buah-buahan tropika kering dari India dan Ceylon. Pohon mangga termasuk pohon buah-buahan berkeping dua (dicotyl). Sistematika botaninya adalah [1]:
Divisi : Spematophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapandales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera indica L.
Jenis yang banyak ditanam di Indonesia yaitu mangga Arumanis, Golek, Gedong, Manalagi, Cengkir, Kemang dan Kweni. Buah mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga yang muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering. Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan. Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur berpasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang dengan pH tanah yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit. Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.
Perbanyakan bibit pohon mangga dapat dilakukan dengan: Biji, okulasi, dan pencangkokan. Okulasi adalah jenis perbanyakan bibit yang terbaik [2].
Buah mangga memiliki beberapa manfaat antara lain: Menjauhkan kanker, mencerahkan kulit, mereduksi angka koleterol, membuat mata lebih cerah, memenuhi kebutuhan alkali manusia, meningkatkan gairah dan energi sex, mangga mampu memperbaiki sistem pencernan, melenyapkan panas dalam dan meningkatkan kekebalan tubuh seseorang [3].

Kini terdapat varietas unggul baru hasil pengembangan teknologi inovatif Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian yaitu Ken Layung, Marifta-01, Keraton-119, Garifta merah, Garifta Kuning, dan Garifta Gading. Varietas ini diharapkan dapat menjadi salah satu produk unggulan ekspor tanaman buah dari Indonesia.
Tulisan ini diikut sertakan pada “Give Away: Aku dan Pohon” Periode 1 Agustus- 15 September 2013
Sumber Tulisan:
[1] http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1433
[2] http://cybex.deptan.go.id/lokalita/budidaya-tanaman-mangga
[3] http://infobuahmangga.blogspot.com/2013/02/1001-manfaat-buah-mangga.html
Semoga mangganya cepat berbuah ya. Good luck buat GA-nya…
terimakasih mba sudah mampir ^_^ dan juga buat doanya
Wah, jadi pengalaman yang tak terlupakan ya mbak bersama mangga 🙂
Alhamdulillah.
hehe iya, tapi cukup sekali seumur hidup aja mba. jangan lagi deh. trims udah mampir
Mungkin nama2 mangganya harus diubah mba bro. Saya pernah mendengar tentang perilaku kita terhadap tanaman atau mungkin bisa disebut the power of mind. jadi kalo kita panggil pohon itu “pelit” maka pelitlah pohonnya. atau si pohon “mandul” maka akan jaranglah dia berbuah. Saran aja ganti namanya “si melimpah” dan ” si rindang lebat”. hehehehe….. kalo uda berbuah banyak, jangan lupa dikirim ke rumpin mba bro. GBU
oh iya sih bener banget, terima kasih atas sarannya pak dokter. akan aku ganti. aku lupa, padahal aku penyuluh ya, tanaman itu seperti manusia, dia akan tumbuh baik jika kita beri sugesti baik pula. tengkiu
bukan pohon biasa ya ternyata hehe..
bukan cinta biasa ya heheh
wah …kalau pohon mangga aku alhamdulillah sedang berbuah,, walaupun ga tinggi hanya sepinggang , tapi sudah berbuah, dan sekarang mangganya baru sebesar bola bekel, asyik banget loh liat perkembangannya tiap harii , kaya ngeliat perkembangan bayi yang lagi tumbuh, dan aku rawat dengan nyanyian merduku setiap hari supaya dia tumbuh besar, plus pupuk tentunya yang lengkap sesuai kebutuhan ….ok, goodluck deh semoga pohon mangga nya berbuah ya setelah diberikan nutrisi yang cukup….
wah bu eka, varietas apa? aku mau donk klo berbuah, aku lg menanti okiyong nih. iya kita harus pupuk terus supaya subur dan makmur, jangan lupa pupuk dengan cinta
Kapan berbuahnya pohon mangga di rumah? jangan lupa bagi2 ya….
Suka banget sama mangga….apalagi yang gratis…huhuy
berbuahnya klo udah musim mba hehe, insyaAllah dibagi, klo engga aku wakilin hehe
Wah…mbak Evrina sayang banget kayanya sama pohon mangga nya ya??? tapi saya juga setuju tuch dengan dokter Johanly klo nama pohon mangganya diganti jangan si pelit tapi pohon mangga yang manis dan berubuah subur (Si Manis yang Subur), karena setiap apa yang kita sebut atau kita katakan adalah bagian dari do’a. Maaf ya bro…….. he..he..he..
iya udah aku ganti, emang bener ga boleh gitu. aduuuh my hunny mango jangan marah ya, niatnya sih nyindir biar dia ga pelit berbuah hehe, tapi ntar malah ngambek ya
pohon manggaku belum berbuah-buah mbak. malah makin subur daunnya. tapi tak putus harapan,. hampir setiap hari kuajak ngobrol dan suka sneandung, biar dia mau berbuah, hehehehe. kunjungan balik semoga mempererat jalinan ukhuwah 🙂
iya nih pohon mangga ku tinggal tiga, tadinya 4, yg satu ditebang karena mengganggu rumah orang T_T, ku biarkan aja dia tumbuh semaunya, ga ku paksa untuk berbuah mba hehe. tapi klo dia mau berbuah alhamdulillah hehe. salam kenal juga ya mba ^^
itulah hakekat sebuah pohon,,,semakin besar semakin bermanfaat bagi sekitar,,,semoga kita pun bisa spt itu semakin “besar” semakin bs bermanfaat untuk sesama,,,amin.
aamiin. semoga kita semakin menyayangi pohon2 yg ada ya teman
Alhamdulillah ada pohon yang menahan laju mobil ya mbak, tapi teuteup yang menyelamatkan tentu saja Allah SWT hehe…lain kali lebih hati-hati lagi ya mbak…
iya dengan izin Allah pohon mangga itu yg menahan mobil supaya gak nyemplung, waktu itu belum mengenal medan, memang bis gak boleh dilawan. trims ya
pohon mangga ya
aku juga punya teman pohon mangga di kampung halaman (aneh ya? berteman kok sama pohon) sekarang pohonnya sudah besar
eh ternyata ada pohon mangga lain yang kbetulan telah membantu nyelametin mbak, semoga terus suka pohon mangga ya 🙂
wuiiih penggemar mangga juga, aku juga suka sama mangga n manga *ga nyambung ya hehe, insyaAllah pohon mangganya akan ku rawat, soalnya mereka sudah lama tumbuh di tempat kami, kalo pun ada yg nebang pasti nangis deh